malam senin...
mau kerja tugas...malas
mau keluar... ogah
mau main game FM... bosan
nonton tv yuk...
dari tontonan saya semalam, ternyata saya "bertemu" dengan 3 presiden berikut:
1. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mulai nonton selepas magrib...hampir semua stasiun tv sedang menayangkan program berita.
"Kita menuju ke rekan saya yang sekarang sedang berada di kediaman presiden di Puri Cikeas Bogor"
kira-kira begitulah kalimat khas dari pembawa berita dari semua stasiun televisi yang saya nonton semalam. Memang sejak hari sabtu, mata media sedang diarahkan ke Puri Cikeas Bogor, karena bapak Presiden memanggil satu persatu para pembantu dan calon pembantunya sehubungan dengan Reshuffle Kabinet.
dimana akhirnya dapat dipastikan 3 orang yang pasti dicopot dari jabatannya sekarang, dan ada juga menteri yang posisinya dipindahkan.... bebas tugas deh :)
Memang akhir-akhir ini isu reshuffle merupakan masalah paling hot di negeri kita, dengan berbagai isu-isunya, dari politik dagang sapilah, apalah, itulah...
ya kita sebagai orang awam cuma bisa berdoa agar pak presiden memang menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat--kalau istilah bulenya right man in the right place-- sehingga dalam sisa 2,5 tahun masa kepemimpinannya kedepan negara kita ini akan lebih maju lagi... AMIN
2. Allen MacKenzie
Ini adalah presiden kedua yang saya temui malam ini. Dia merupakan presiden wanita amerika serikat dalam serial "Commander in Chief" yang ditayangkan di Metro TV setiap hari ahad pukul 21.00 WITA selepas tayangan Oprah Show.
Salah satu tontonan favorit saya saat ini.
Acara yang coba menggambarkan kehidupan seorang presiden wanita amerika dengan segala permasalahnya, intrik, politik, konflik, keluarga,..
semalam merupakan episode ke-10 dari serial ini, yang mengisahkan kemampuan sang presiden untuk memecahkan masalah dengan Korea Utara...tp bersambung :(
3. SBY(Si Butet Yogya)
Inilah presiden ketiga yang saya temui semalam.Sang Presiden dari negara "tetangga" kita, Republik BBM dalam tayangan News dot Com.
Semalam tayangan ini membahas isu kecurangan sistematis di dalam UAN. Sebuah fakta yang dikemukakan oleh komunitas air mata guru di Medan.
Sempat terjadi perdebatan antara Teguh Juwarno(wakil dari Mendiknas) dan Pak Imam(?) (sosiolog dari UI) tentang masalah ini. Pak Imam berpendapat bahwa standarisasi nilai kelulusan saat ini belum bisa dilakukan, sementara Pak Teguh berpendapat lain.
Kalau saya sih setuju dengan pendapat dari Pak Imam,. bagaimana bisa nilai standar kelulusan di tetapkan sama secara nasional sementara sarana dan prasana pendidikan di tiap daerah belum merata. menurut beliau standarisasi ini bisa diberlakukan kalau fasilitas pendidikan yang ada di negara ini sudah cukup merata. sehingga tidak akan ada lagi kerjasama sistematis dari pihak sekolah dan murid untuk melakukan kecurangan UAN yang sebagian besar terjadi di daerah-daerah.
Showing posts with label opini from [G]. Show all posts
Showing posts with label opini from [G]. Show all posts
Monday, May 07, 2007
Tuesday, April 17, 2007
mbah marijan dan wakil rakyat

(sumber gambar: disini)
Assalamu Alaikum....
Topik yang cukup menarik....
Salah satu bukti keteladanan kepemimpinan Mbah Marijan adalah dengan memberikan seluruh honornya sebagai bintang iklan minuman berenergi kepada masyarakat disekitar gunung merapi.
saya lalu berpikir dan membandingkannya dengan para wakil rakyat kita di senayan sana. Entah sudah berapa kali mereka disorot karena menunjukkan sikap yang seakan kurang peka terhadap penderitaan rakyat. Dari permintaan kenaikan gaji/tunjangan, Laptop(yang akhirnya batal), dan kini mereka akan studi banding ke luar negeri yang menghabiskan dana 19,7M... ampun...
Oh pak dewan yang terhormat apakah itu memang perlu???
Pengamat dari Formappi bahkan mengatakan bahwa acara ini hanya Aji Mumpung para wakil rakyat untuk menghabiskan anggaran sebelum mereka lengser...ckkkc..cck.... mantap abis men... (klik disini)
suatu sikap yang tidak mencerminkan wakil-wakil rakyat.
Kembali kita bandingkan dengan sikap Mbah Marijan...
Dalam khayalan saya, kalau memang para wakil rakyat menganggap proyek diatas(pengadaan Laptop, Studi banding ke LN) penting untuk bangsa ini, maka mereka akan membeli laptop dan studi banding menggunakan dana sendiri.. toh gaji para anggota dewan kan sangat tinggi... hehehe (mimpi kali ye...)
ah.....
entahlah...
mungkin juga saya akan bersikap sama kalau saya berada di posisi nikmat para anggota dewan tersebut :-)
/moga-moga saja tidak begitu/
Saturday, April 14, 2007
IPDN oh i-Pe-De-EnG
IPDN oh IPDN...
HEBOH...
itulah yang terjadi saat ini sejak mencuatnya kasus kekerasan dalam tubuh IPDN yang menyebabkan meninggalnya salah satu praja bernama Cliff Muntu.
Kasus yang terjadi pada sebuah sekolah tinggi bergengsi yang berisikan duta-duta terpilih dari tiap propinsi ini kemudian telah menjadi isu nasional.
Tidak disangka bahwa kejadian tersebut kemudian terulang lagi sejak kasus serupa yang terjadi pada Alm. Wahyu Hidayat di tahun 2003 lalu.
Berbagai fakta dan buktipun bermunculan.
Mulai dari rekaman video berisi tendangan putar dan pukulan maut senior, kesaksian Inu Kencana, investigasi media, dsb, yang makin menguatkan fakta kekerasan yang terjadi di dalam IPDN.
Setelah munculnya kasus ini, saya kemudian teringat pada salah satu sepupu saya. Dia merupakan salah satu Praja IPDN yang "melarikan diri".
saya ingat bagaimana keluarga sangat menyesalkan kejadian tersebut--termasuk saya--saat mendengar berita bahwa dia mengundurkan diri dari IPDN.
Namun kini saya cukup lega mengingat kejadian tersebut, karena kalau dia tetap bertahan saat itu, mungkin saja sepupu saya yang menjadi korban atau bahkan menjadi pelaku kasus serupa...
wallahualam..
Setelah menonton video yang ditayangkan di televisi saya juga ikut "menyumpahi" tindakan tersebut. Tindakan yang betul-betul tidak wajar dengan alasan kedisiplinan dan ego senioritas,..bahkan lebih keras dari POZMA saya waktu masih maba dulu :)
betul-betul hal yang tidak wajar. Bahkan Panglima TNI mengatakan bahwa militerpun tidak menggunakan pola seperti itu(lihat disini,disini,atau disini)
Penerapan kedisiplinan dengan pola "militer-militeran palsu" tersebut sebenarnya kan tidak cocok untuk IPDN yang lulusannya akan jadi staff pemerintahan bukan orang lapangan atau pasukan perang.
hm...
entahlah...
HEBOH...
itulah yang terjadi saat ini sejak mencuatnya kasus kekerasan dalam tubuh IPDN yang menyebabkan meninggalnya salah satu praja bernama Cliff Muntu.
Kasus yang terjadi pada sebuah sekolah tinggi bergengsi yang berisikan duta-duta terpilih dari tiap propinsi ini kemudian telah menjadi isu nasional.
Tidak disangka bahwa kejadian tersebut kemudian terulang lagi sejak kasus serupa yang terjadi pada Alm. Wahyu Hidayat di tahun 2003 lalu.
Berbagai fakta dan buktipun bermunculan.
Mulai dari rekaman video berisi tendangan putar dan pukulan maut senior, kesaksian Inu Kencana, investigasi media, dsb, yang makin menguatkan fakta kekerasan yang terjadi di dalam IPDN.
Setelah munculnya kasus ini, saya kemudian teringat pada salah satu sepupu saya. Dia merupakan salah satu Praja IPDN yang "melarikan diri".
saya ingat bagaimana keluarga sangat menyesalkan kejadian tersebut--termasuk saya--saat mendengar berita bahwa dia mengundurkan diri dari IPDN.
Namun kini saya cukup lega mengingat kejadian tersebut, karena kalau dia tetap bertahan saat itu, mungkin saja sepupu saya yang menjadi korban atau bahkan menjadi pelaku kasus serupa...
wallahualam..
Setelah menonton video yang ditayangkan di televisi saya juga ikut "menyumpahi" tindakan tersebut. Tindakan yang betul-betul tidak wajar dengan alasan kedisiplinan dan ego senioritas,..bahkan lebih keras dari POZMA saya waktu masih maba dulu :)
betul-betul hal yang tidak wajar. Bahkan Panglima TNI mengatakan bahwa militerpun tidak menggunakan pola seperti itu(lihat disini,disini,atau disini)
Penerapan kedisiplinan dengan pola "militer-militeran palsu" tersebut sebenarnya kan tidak cocok untuk IPDN yang lulusannya akan jadi staff pemerintahan bukan orang lapangan atau pasukan perang.
hm...
entahlah...
Subscribe to:
Posts (Atom)